Ngobrol Pluralisme (2): Andai Dimaknai Keterlibatan dalam Keberagamaan
......... “Yes…!! I get it... “ Akhirnya FB menuntunku ‘bersua’ dengan sahabatku, Arif Zamhari. Dimataku, akademisi pintar ini pantas diacungi jempol. Kebaikannya membimbing dia ke posisinya sekarang. Ketekunannya membawa dia menjadi seorang Philosophy of Doctor (PhD), jebolan Australia. Kesahajaannya menarik hati seorang tokoh nasional menjadikan dia menantu (hehe..). Ceritanya menarik. Tapi sayang, ‘off the record’. Tapi ini, bukan soal pribadi dia. Tapi soal lanjutan obrolan pluralisme, yang menjadi semakin gayeng dengan kehadiran dia. Arif memang spesialis ‘pemikiran islam’. Hobby-nya, menggali resonansi pemikiran ulama salaf (pesanten). Lantas, dia analisis menurut perspektif pemikiran modern. Jadi wajar, bila dia mengomentari obrolanku dengan Saiful tentang pluralisme, dengan nuansa yang lebih luas. “Pluralisme, liberalisme dan sekulerisme (atau sering disingkat dengan SIPILIS) oleh MUI diharamkan karena menyamakan faham ini dengan keyakinan bahwa semua agama adalah benar. Andai...